Pengaruh Bekam terhadap Kecemasan Perawat Pasca Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Perkebunan Jember

Authors

  • Wahyudi Widada Universitas Muhammadiyah Jember
  • Ani Hidayati

DOI:

https://doi.org/10.32528/tijhs.v15i2.1446

Abstract

Perawat yang bekerja di rumah sakit dan pernah merawat pasien Covid-19 masih menyisakan kecemasan. Kecemasan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan atau bisa juga menurunkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penanganan kecemasan ini dapat diatasi dengan terapi komplementer bekam dimana mekanisme kerjanya meningkatkan hormon endorphin yang merupakan hormon kebahagiaan. Teknisnya dengan pengekopan pada permukaan kulit dan mengeluarkan hormone endorphin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh bekam terhadap intensitas kecemasan perawat pasca pandemi di Rumah Sakit Perkebunan Jember. Populasinya perawat yang dinas di ruang Catleya, IGD dan ICU. Desainnya Quasy Exsperiment dengan Teknik sampling stratified random sampling. Setiap ruang diambil perawat secara proporsional hingga mendapat jumlah 32 perawat (16 orang kelompok perlakuan dan dan 16 orang kelompok kontrol). Pada kelompok perlakuan diberikan terapi bekam sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan aktivitas apapun. Kelompok perlakuan dilakukan bekam 7 titik satu kali. Pengukuran kecemasan dilakukan 15 menit sebelum bekam dan 15 menit setelah bekam. Penelitian ini menunjukkan rerata intensitas cemas perawat sebelum diberi perlakuan bekam 18 ± 2,68 dan setelah perlakuan 11,9±2,26, Intensitas cemas perawat kelompok kontrol adalah 17,94±1,84 dan setelah pengukuran kedua 19,62±0,61. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan t-test didapatkan p value 0,000 dengan nilai α < 0,05. Maknanya ada pengaruh terapi bekam terhadap kecemasan perawat pasca pandemi covid-19 di Rumah Sakit Perkebunan Jember. Ada pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kecemasan perawat pasca pandemi di Rumah Sakit Perkebunan Jember. Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan bahwa terapi bekam dapat dijadikan sebagai terapi komplementer pada kasus-kasus kecemasan pasca pandemic covid-19.

References

Benli, A. R., & Sunay, D. (2018). The effect of wet cupping therapy on a patient diagnosed with panic attacks: a case report. Asian J Clin Case Rep Trad Alt, Jan-Mar, 1, 27–31. https://doi.org/10.22040/AJTCAM.2018.87184

Brooks, S. K. et. a. (2020). The psychological impact of quarantine and how to reduce it: rapid review of sudahthe evidence [revista en Internet] 2020. Lancet, 395(10227), 912–920. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30460-8

Cao, H., Li, X., Yan, X., Wang, N. S., Bensoussan, A., & Liu, J. (2014). Cupping therapy for acute and chronic pain management: A systematic review of randomized clinical trials. Journal of Traditional Chinese Medical Sciences. https://doi.org/10.1016/j.jtcms.2014.11.003

Gufron. Muhammad, Widada. Wahyudi, & Putri, F. (2019). Pengaruh Pembekalan Kesejahteraan Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSD dr. Soebandi Jember. http://repository.unmuhjember.ac.id/17698/

Handayani, R. et al. (2020). Kondisi dan Strategi Penanganan Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Saat Pandemi Covid19. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(3), 367–376.

Indonesia.Kementriaan Kesehatan. Asosiasi Psikiatri Amerika (APA). (2018). Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia (pp. 1–674).

Iriawandani, D. S. et al. (2021). Cupping as An Effective Complementary Therapy to Reduce Chronic Low Back Pain in Medical Rehabilitation Subdivision Perkebunan Hospital Jember 26. http://repository.unmuhjember.ac.id/17698/

Liu, S., Yang, LL, Zhang, CX, Xiang, YT, Liu, Z, Hu, S., Zhang, B. 2020. (2020). Novel 2019 Coronavirus: Layanan Kesehatan Mental Online. Novel 2019 Coronavirus: Layanan Kesehatan Mental Online., e17–e18.

Lowe, D. T. (2017). Cupping therapy: An analysis of the effects of suction on skin and the possible influence on human health. Complementary Therapies in Clinical Practic, 29, 162– 168. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2017.09.008.

Martin, E. I. et al. (2009). The Neurobiology of Anxiety Disorders: Brain Imaging, Genetics, and Psychoneuroendocrinology. Psychiatr Clin North Am., Sep; 32(3), 549–575. https://doi.org/10.1016/j.psc.2009.05.004

Satgas Penanganan COVID-19. (2020). Analisis Data COVID-19 Indonesia Update Per 03 Januari 2021. Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Indonesia, Januari, 1–174.

Siregar, R., Syahruramdhani, A. S., & Syahruramdhani. (2021). A model to standardize safety and quality of care for cupping therapy. Journal of Integrative Medicine, 19(4), 327–332. https://doi.org/10.1016/j.joim.2021.01.011

Vellyana, D., Lestari, A. and Rahmawati, A. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperative di RS Mitra Husada Pringsewu. Jurnal Kesehatan, 8(1), 108–113. https://doi.org/https://doi.org/10.26630/jk.v8i1.403

Widada, W. (2011). Terapi Bekam Sebagai Solusi Cerdas Mengatasi Radikal Bebas Akibat Rokok:Berdasarkan Penelitian Terbaru Terhadap Komponen Darah. Lubuk Agung.

Widada, W. (2018). Reduce The Risk of Atherosclerosis through the wet Cupping Therapy. Journal of Medical Science And Clinical Research. https://doi.org/10.18535/jmscr/v6i11.102

Downloads

Published

2024-02-12