Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Air Terjun (Curug) Di Desa Curugrendeng Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat

Authors

  • Annisa Primanty Pogram Pascasarjana Magister Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.32528/sw.v6i2.742

Keywords:

strategi pengembangan, daya tarik wisata, SWOT

Abstract

Desa Curugrendeng merupakan salah satu desa potensial yang ada di Kecamatan Jalancagak, kabupaten subang. Desa Curugrendeng terletak di daerah pegunungan dan berbukit-bukit, berada pada ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan jarak ke kota kecamatan yaitu 3 Km dan ke ibu kota kabupaten 17 Km. Sesuai dengan Topografi Desa Curugrendeng, terdapat sumber mata air bagi kehidupan masyarakat Desa Curugrendeng yaitu mata air Teja, Cicerewed dan Cimutan. Terdapat pula potensi daya tarik wisata yang ada di desa Curugrendeng yaitu air terjun (curug) Curugrendeng. Pengembangan potensi wisata air terjun di Desa Curugrendeng membutuhkan strategi yang tepat sasaran Selain dari curug ini pun terdapat beberapa objek yang bisa dijadikan potensi wisata, diantaranya pertanian sebagai kawasan agrowisata yaitu : Area Pertanian, Area Perkebunan, Area Peternakan, Lingkungan Seni Dan Upacara Ruwatan Bumi yang anggap sebagai Hari Krida Pertanian.. Penelitian Ini bertujuan untuk 1) mengetahui potensi wisata daya tarik wisata air terjun di wilayah Desa Curugrendeng Di Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat, Indonesia berdasarkan analisis SWOT 2) Menentukan strategi pengembangan daya tarik wisata air terjun di Desa Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, kabupaten subang. Penelitian Ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui rumusan strategi pengembangan daya tarik wisata air terjun menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Desa Curugrendeng memiliki potensi sumber daya alam berupa potensi alam (curug, pertanian, perkebunan), peternakan, lingkungan masyarakat, seni dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik wisatawan sebagai Desa wisata dengan memanfaatkan kekuatan dan berkonsentrasi pada peluang pengembangan produk, meningkatkan strategi promosi, dan bekerjasama dengan stakeholder. Daya tarik wisata yang diunggulkan dan menjadi nama serta identitas desa ini adalah air terjun Curugrendeng.  2) Strategi pengembangan daya tarik wisata air terjun oleh Desa Curugrendeng berupa pengembangan serta memperbaiki berbagai komponen meliputi atraksi wisata, aksesibilitas, fasilitas, kelembagaan, dan pelestarian lingkungan untuk meningkatkan wisatawan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa potensi dan strategi wisata dilihat dari klasifikasi pengoptimalan pengelolaan masing-masing air terjun di Desa Curugrendeng. Selain itu strategi lainnya adalah peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan, menjalin kerjasama dengan kelembangaan, pemerintah daerah dan investor/stakeholder, pengembangan sarana prasarana berupa fasilitas umum dan infrastruktur, bantuan modal usaha, serta pengembangan Desa Curugrendeng dalam hal strategi branding/promosi secara efektif melalui media digital.

References

Andi Hafif, 2009, Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Desa Nogosaren Dengan Pendekatan Co-Management Dan Analisis Hierarchy Process (AHP), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Arisandi, D., Susatya, A., & Wiryono, W. (2020). Strategi Pengembangan Wisata Alam Air Terjun Curuq Psuk Desa Penembang Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 9(1). Https://Doi.Org/10.31186/Naturalis.9.1.12238

Asriandy, I.2016. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten Bantaeng [Skrip

Dewi, Li. (2019). Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Bogor. Tourism Scientific Journal . 5(1), 48-65. https://doi.org/10.32659/tsj.v5i1.74

Hidayat, M. (2011). Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata (Studi Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat). Tourism & Hospitality Essentials Journal, 1(1), 33–44.

McInteyre, G. (1993). Sustainable Tourism Development, Guide for Local Planners. Madrid, Spain: World Tourism Organization.

Maryani. (1991). Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung: IKIP Bandung

Pohmat, S., & Yuli, P. (2018). Analisis Potensi Objek Wisata Air Terjun di Kawasan Ranget, Thailand. Universitas Muhammadiyah.

Prantawan P, D. G. A., & Sunarta, I. N. n. (2015). Studi Pegembangan Desa Pinge Sebagai Daya Tarik Ekowisata di Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Jurnal Destinasi Pariwisata, 3(1), 1–8.

Rika Sylvia.2014. Analisis Strategi Pengembangan Wisata Air Terjun Tumpang Dua di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal

Nalayani, N. Nyoman Ayu H. (2016). Evaluasi dan Strategi Pengembangan Desa Wisata di

Kabupaten Bandung, Bali. JUMPA, 2(2): 189-198. https://doi.org/10.24843/JUMPA.2016.v02.i02.p12

Untari, R. (2009) . Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor. Tesis. Diakses dari https://docplayer.info/45558032-Strategipengembangan-ekowisata-berbasis-masyarakat-di-zona-wisata-bogor-barat-kabupatenbogor-rini-untari.html

Utomo, S. & Satriawan, B. (2017). Strategi pengembangan desa wisata di kecamatankarangploso kabupaten malang. Neo-Bis. 11 (2), 142-153.

Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Zellatifanny, M. C., & Mudjiyanto, B. (2018, Desember). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu Komunikasi. Jurnal Diakom, 1(2), 83-90.

Additional Files

Published

2023-12-29

How to Cite

Primanty, A. (2023). Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Air Terjun (Curug) Di Desa Curugrendeng Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat. Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata, 6(2), 68–75. https://doi.org/10.32528/sw.v6i2.742