Struktur Dan Fungsi Cerita Legenda Mbah Wungu Bagi Masyarakat Desa Kwaron Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
DOI:
https://doi.org/10.32528/bb.v10i2.4117Kata Kunci:
folklore, struktur naratif, fungsi sosial, Mbah WunguAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur naratif dan fungsi sosial Legenda Mbah Wungu yang berasal dari Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Kajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori struktur naratif menurut Maranda dan metode penelitian kualitatif. Objek penelitian adalah cerita lisan Legenda Mbah Wungu, sementara sumber datanya meliputi perangkat desa, tokoh masyarakat, juru kunci punden, serta warga yang tinggal di sekitar lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan mencakup observasi, perekaman, pencatatan, wawancara, transkripsi, penerjemahan, dan analisis data berdasarkan teori struktur naratif serta fungsi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur naratif legenda Mbah Wungu bersifat utuh karena memuat unsur terem (pelaku magis, gejala alam, konteks kesejarahan, dan dramatis personal) serta unsur fungsi yang mengarah pada kebaikan. Tokoh Mbah Wungu digambarkan sebagai figur spiritual-keibuan sekaligus danyang desa yang berperan sebagai pelindung komunitas, pelaku babat alas, serta penyampai pesan moral tentang menjaga lisan, kesabaran, dan harmoni hidup. Fungsi sosial legenda ini meliputi: alat pendidikan masyarakat, penguat solidaritas, pengendali perilaku, sarana kritik sosial, pelarian dari kenyataan, serta pengubah pekerjaan menjadi aktivitas menyenangkan. Selain itu, legenda ini memperkuat identitas kolektif masyarakat melalui tradisi tahunan nguri-uri budaya di Punden Mbah Wungu dan menyiratkan pesan ekologis tentang penghormatan terhadap alam, khususnya pohon berbunga ungu sebagai simbol sakral. Implikasi penelitian menegaskan bahwa legenda Mbah Wungu bukan sekadar cerita hiburan, melainkan media internalisasi nilai moral, sosial, spiritual, dan ekologis yang memperkuat memori kolektif serta identitas budaya lokal. Hasil ini diharapkan berkontribusi pada pelestarian folklor lisan nusantara melalui pendekatan multidisipliner sekaligus menginspirasi generasi muda untuk menjaga tradisi dan lingkungan.
Referensi
Anderson, B. (2006). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism (Rev. ed.). London: Verso.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: Graffiti.
Djajasudarma, F. (2010). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta: Medpress.
Endraswara, S. (2013). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.
Fauzi, N. A., Widodo, S. T., & Suhita, R. (2021). Local colors in Adipati Waringin legends in Cirebon Regency. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 8(3), 238–249. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v8i3.2384
Firmanda, G. E., Effendy, C., & Priyadi, A. T. (2018). Struktur dan fungsi sastra lisan masyarakat Senganan Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(3), 1–10. Retrieved from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/24431/75676576043
Gaffar, Z. A. (1991). Sastra Lisan Kayu Agung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: UNESA.
Kurniawan, D. (2012). Penelitian kualitatif tradisi lisan dan sastra lisan. Retrieved from http://dwikurniawan.blogspot.com/2012/08/Penelitian-kualitatif-tradisi-lisan-dan-sastra-lisan.html
Maulana, S., Wardiah, D., & Rukiyahs, S. (2023). Antropologi sastra tradisi lisan nenggung di masyarakat Mengkenang Kabupaten Lahat. Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia), 13(2), 188–199. https://doi.org/10.31851/pembahsi.v13i2.12933
Nurgiyantoro, B. (2000). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Rahyono, F. X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Spradley, J. P. (1997). Metode etnografi: Suatu pendekatan kualitatif. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudikan, S. Y. (2014). Metode Penelitian Sastra Lisan. Lamongan: Pustaka Ilalang Group.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Wicaksono, B., Lestari, E. R., & Wahyudi, A. (2019). Pengantar Studi Sastra Lisan: Kajian Struktur dan Fungsi dalam Cerita Rakyat. Jombang: Jombang Institute.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.